Bulog Paser Siap Serap Gabah Petani Hingga Akhir Tahun

105

SOROTONLINE.COM – Badan Usaha Logistik (Bulog) cabang Kabupaten Paser kembali melakukan penyerapan gabah petani sesuai standar harga setelah sempat dihentikan sejak awal September 2025 lalu.

Diketahui, penghentian sementara penyerapan gabah petani karena telah memenuhi target nasional sebanyak 3 juta ton gabah yang terserap dalam kurun waktu kurang dari satu tahun.

Kepala Bulog Cabang Paser, Muhammad Mukhlis, mengatakan pihaknya baru saja mendapat tugasan tambahan dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) untuk kembali menyerap gabah dan beras petani lokal.

“Penugasan sudah kami terima, dan siap menjalankan sesuai dengan ketentuan serta kualitas yang dipersyaratkan,” kata Mukhlis kepada Nomorsatukaltim, Rabu 24 September 2025.

Standar harga Gabah Kering Panen (GKP) sebesar Rp6.500 per Kilogram (Kg) dengan sistem penyerapan jemput bola atau mendatangi langsung lokasi, sedangkan untuk harga beras medium Rp12.000 per Kg, yang diantar sampai ke gudang.

Sementara untuk beras kualitas di bawah standar harga Rp6.500 dipastikan juga akan diserap setelah lebih dulu dilakukan pengecekan kualitas gabah sesuai ketentuan.

“Jika kualitasnya sesuai ketentuan akan kami beli, jadi tidak ada lagi petani yang merugi dari harga di bawah Rp6.500 kalau dibeli oleh tengkulak,” ujarnya.

Mukhlis menjelaskan, penyerapan gabah ini tak lain demi kedaulatan pangan, menggiatkan sektor pertanian, memperluas lahan pertanian, dan mencegah alih fungsi lahan. Utamanya untuk kesejahteraan petani dan penggilingan lokal.

Penugasan tambahan penyerapan gabah/beras petani lokal ini akan berjalan sampai akhir Desember 2025. Bulog Paser menargetkan bisa menyerap lebih dari 13.000 ton dari wilayah Paser dan Penajam Paser Utara (PPU).

“Kalau target sebenarnya sudah tercapai 196 persen. Totalnya hampir 13.000 ton gabah. Kalau diserap lagi sampai Desember kemungkinan bisa sampai 14.000 ton,” ulasnya.

Dia menambahkan gabah/beras yang diserap diharuskan sesuai dengan standar kualitas yang ditetapkan karena dari banyaknya gabah/beras yang terserap akan digunakan untuk cadangan pangan pemerintah.

Tujuannya juga sebagai bentuk menjaga stabilisasi harga beras di pasaran melalui program bantuan pangan dan beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) yang diserap dari para petani lokal.

“Tentunya dengan beras yang mulai naik kita harus menjaga stabilitas harga. Program yang dijalankan itu semua berasal dari beras petani lokal,” pungkasnya. (*)




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.