Gadis Cantik Ini Tak Menyerah Hadapi Rintangan Trabas Trail Adventure

5545

SOROT – Kegiatan trail adventure tak kalah ekstrimnya dengan olahraga ekstrim lainnya, sehingga tak heran jika kebanyakan kaum lelaki yang menyukai olahraga satu ini.

Tapi bukan berarti trail adventure tak digandrungi oleh kaum wanita, tengok seperti yang dilakukan Devita Febrianti, gadis muda berumur 18 tahun ini sudah sering tampil pada even trabas trail adventure.

Devita demikian sapaan akrabnya, mengaku belum lama ini mengikuti even adventure di Balikpapan dari start hingga finish dengan melalui berbagai rintangan yang sama dengan kaum laki-laki.

“Baru tadi malam pulang dari Balikpapan mengikuti even trail adventure, kalau disana kemarin untuk peserta perempuan, pendaftaran gratis,” ucap gadis cantik ini saat dihubungi, Minggu (19/11/17).

Penyuka makanan nasi goreng ini mengaku menghadapi rute yang berat saat mengikuti trabas trail adventure di Balikpapan. Meski begitu, ia tak menyerah dan mampu menaklukkan rintangan.

“Jalurnya 80 km dan lumayan menantang, utamanya di daerah pegunungan tanjakan, turunan dan jalur single trek yang panjang, ini cukup lama kita tempuh, dari pagi sampai sore,” ucap anak pasangan Sutamsir danTarsinah.

Wanita asal Kecamatan Longikis, Kabupaten Paser ini mengaku, sebelumnya juga sering mengikuti trabas trail adventure di daerahnya.

“Di Paser juga sudah sering ikut trabas, jalurnya nggak kalah dengan daerah lain, lumayan berat juga. Insyaallah bulan depan ikut lagi di Kuaro, saya dengar disana ada yang mau melaksanakan even,” kata dara kelahiran 28 Februari 1999 ini.

Ketertarikannya pada olahraga trail adventure, diakui Devita sejak dirinya duduk di bangku kelas 3 SMP. Namun ia baru memutuskan mengikuti even trail adventure setelah lulus SMA tahun 2017.

“Bapak sama kakak cowok memang pencinta trail adventure, dari situ, sehingga akhirnya menjadi hoby,” kata pemilik postur tinggi 158 cm dan berat 48 kg ini.

Trail adventure di mata Devita bukan sekadar sport. Tapi mengandung nilai filosofis yang mendalam bagaimana caranya menghadapi kehidupan.

“Di olahraga ini kita juga membangun kebersamaan dan solidaritas, misal ada motor teman nancap kita tolongin, kita tarik. Sama seperti hidup yang enggak melulu berjalan dengan baik,” tutur penyuka warna biru ini. (rsd)




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.