SOROT – Bupati Paser Yusriansyah Syarkawi menilai, realisasi penyerapan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Paser tahun 2018 periode Januari-Mei masih rendah.
Nilainya hanya berkisar Rp. 400 Milyar lebih, atau 24,5 persen dari proyeksi APBD senilai Rp.1,9 Trilyun. Realisasi itu belum mencapai target yang direncanakan, yakni 28 persen.
“Realisasi keuangan pada akhir mei 2018 dari target yang ditetapkan sebesar 28 persen, tapi baru terealisasi 24,5 persen,” kata Yusriansyah di sela kegiatan rapat koordinas Tepra di Tanah Grogot, Senin (25/6/18).
Tak hanya itu kata Yusriansyah, termasuk realisasi fisik yang sebelumnya ditargetkan 35 persen, tapi ternyata realisasinya baru 27,55 persen, dengan deviasi sebesar -7,45 persen.
“Berdasarkan data ini, saya kembali menginstruksikan kepada kepala OPD (Organisasi Perangkat Daerah – red), atau pemegang anggaran agar melakukan kontrol dan evaluasi, serta mengendalikan belanja sesuai alur kas yang diatur pada awal tahun anggaran,” kata Yusriansyah.
Kepada OPD, Yusriansyah juga mengingatkan agar mampu mengevaluasi kendala yang terjadi pada 2017, seperti terbatasnya waktu tender dan pekerjaan fisik, kekeliruan dalam penganggaran, dan kesalahan nomenklatur kegiatan dan kode rekening.
“Begitu juga dengan tindih dan alih fungsi tugas antar satu OPD dengan OPD lainnya yang terjadi pada 2017. Hal-hal seperti itu seharusnya tidak terjadi berulang-ulang tiap tahun sehingga tidak mengganggu penyerapan anggaran daerah,” ujarnya.
Bupati meminta agar ada sinkronisasi antar OPD, sehingga permasalahan dalam tiga bulan terakhir terkait realisasi progres program dan kegiatan di masing-masing OPD dapat dicari solusinya.
“Saya berharap kita berada dalam satu tujuan rakor, yaitu sinkronisasi antar perangkat daerah sehingga persoalan dalam tiga bulan bisa dicari solusinya,” tegasnya. (kfp/rsd)