Dua Peneliti Asal Paser Bertolak ke Jepang

1092

SOROT – Konferensi Asian Network for Natural and Unnatural Material (ANNUM) VI di Gifu, Jepang pada 27 dan 28 Juli ini menjadi kesempatan Muhammad Taufik (36) dan Anugrahita Melinia Trihaksami (25) untuk mencari pengalaman dan menggali ilmu di bidang penelitian yang mereka geluti beberapa tahun terakhir.

Bersama dua rekan lainnya yang berasal dari Samarinda dan Bontang. Kedua peneliti yang merupakan warga Paser itu menjadi 100 orang peneliti di Asia yang diundang langsung oleh Professor Mamoru Koketsu dari Fakultas Teknik, Universitas Gifu, Jepang. ANNUM ialah konferensi internasional bagi peneliti bahan alami dan bukan alami untuk jaringan Asia. Ini even ke-enam kalinya dan Negeri Sakura menjadi tuan rumah. Setelah sebelumnya Indonesia, Singapura, dan India yang bergantian menjadi tuan rumah.

“Alhamdulillah abstrak penelitian kami mendapat respon positif dan diterima, sehingga diundangan untuk dapat hadir sebagai peserta konfrensi internasional tersebut bersama perwakilan kampus besar lainnya di Indonesia seperti Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS), Universitas Indonesia (UI), dan Universitas Gajah Mada (UGM),” ujar Taufik yang kesehariannya sebagai ASN di Staf Bidang Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Paser.

Putra dari pasangan Taliya dan Tinah itu bersama timnya akan mempresentasikan materi tentang penanganan sampah organik. Tujuan utama dari karya tulis dan penelitiannya ialah untuk mengetahui volume sampah organik dan untuk mengetahui cara mengatasi peningkatan sampah organik di Paser. Harapannya ilmu yang dia dapat di Jepang nanti, bisa diaplikasikan langsung ke masyarakat.

Sementara Anugrahita yang merupakan Dosen di Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (Stiper) Muhammadiyah Paser itu mengatakan bidang penelitian hingga saat ini masih belum menjadi perhatian utama dilingkungan pemerintah daerah. Padahal penelitian seharusnya menjadi parameter utama dalam pengambilan sebuah kebijakan. Banyak yang menilai bahwa penelitian hanya merupakan urusan pemerintah pusat dan lembaga perguruan tinggi saja, sehingga kegiatan-kegiatan kajian dan penelitian yang dilakukan di pemerintah daerah hanya menjadi formalitas yang tidak begitu penting.

“Tujuan ke sana ialah menggali informasi yang ada pada konfrensi internasional untuk dapat diaplikasikan di Paser. Memperkenalkan Paser dan Kaltim pada jaringan peneliti Asia, dan tentunya meningkatkan kemampuan dalam mempublikasikan hasil penelitian,” ujar putri dari pasangan Dr Daroni dan Nurmiati itu.

Taufik, Anugrahita dan dua tim lainnya tergabung dalam tim peneliti yang mewakili Kaltim ke Jepang. Mereka berempat dipertemukan saat menempuh Magister Ilmu Lingkungan di Universitas Mulawarman Samarinda, seusai lulus pada 2016, mereka bersama-sama meneliti berbagai objek terkait lingkungan meskipun bekerja di instansi berbeda.

Terpisah Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Paser Aji Sayid Fathur Rahman mengatakan apresiasinya terhadap kedua warga Paser yakni Taufik dan Anugrahita, baik secara personal maupun kelembagaan. Melihat kemampuan kedua peneliti tersebut bisa sampai di undang ke Jepang, Fathur berharap peneliti lainnya bisa meniru dan memberikan hasil karya ilmiahnya untuk daerah.

“Terutama di kalangan ASN lainnya semoga bisa memiliki semangat seperti Taufik, memang tidak banyak ASN kita mempunyai minat di bidang penelitan meskipun banyak yang memilki kemampuan secara akademis. Padahal kita punya lembaga dan bidang khusus penelitian dan pengembangan. Seharusnya setiap kebijakan di daerah, produknya berdasarkan litbang, dan harusnya dalam suatu masalah dan penelitian, kita tidak perlu lagi memanggil atau pun membayar sumber daya dari luar, tinggal menggunakan sumber daya manusia di bidang tersebut,” pesan Sekda. (*)




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.