SOROT – Dua belas desa dari enam kecamatan di Kabupaten Paser, Kaltim, menerima program Pengembangan Infrastruktur Sosial dan Ekonomi Wilayah (PISEW) 2018, dari Kementerian Pekerjaan Umun dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Proyek PISEW yang bersumber dari APBN itu yakni berada di Kecamatan Tanah Grogot, Paser Belengkong, Kuaro, Longikis, Longkali, dan Tanjung Harapan. Ke enam kecamatan tersebut, masing-masing mendapatkan anggaran Rp 600 juta.
Setiap kecamatan ada dua desa yang menjadi titik pelaksanaan program PISEW, masing-masing adalah:
Kecamatan Tanah Grogot, peningkatan jalan produksi pertanian di Desa Sungai Tuak dan Pepara.
Kecamatan Paser Belengkong, pembangunan jalan produksi perkebunan di Desa Paser Belengkong dan Suatang Keteban,
Kecamatan Kuaro, peningkatan jalan produksi perkebunan di Desa Klempang Sari dan Keluang Paser Jaya,
Kecamatan Longikis, peningkatan jalan produksi perkebunan di Desa Bukit Seloka dan Krayan Makmur.
Kecamatan Long kali, peningkatan jalan produksi pertanian di Desa Sebakung Taka dan Sebakung Makmur.
Kecamatan Tanjung Harapan, pembangunan jembatan titian dan dermaga di Desa Lori dan Labuang Kallo.
Menurut Yusrani Kepala Bidang (Kabid) Kawasan Permukiman, pada Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan (DPKPP) Paser, program PISEW untuk meningkatkan dan mengembangkan infrastruktur serta mendorong pertumbuhan ekonomi kawasan permukiman di kecamatan.
“Program ini tujuan untuk membangun inprastruktur penunjang desa seperti jalan desa dan akses lainnya, yang dapat menunjang kemajuan desa serta pertumbuhan ekonomi,” kata Yusrani, Rabu (14/11/18).
Dikatakan, sebelum pelaksanaan kegiatan PISEW dimulai, maka terlebih dahulu dilakukan rapat desa, lalu hasilnya dibawa ke kecamatan untuk menentukan dilokasi mana yang dianggap prioritas proyek itu dilaksanakan.
“Untuk menentukan lokasi kegiatan, rapat dulu di desa, baru dibawa kecamatan, di Kecamatan itu nanti yang menentukan lokasinya. Sedangkan untuk pembangunannya, Program PISEW di laksanakan oleh Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD),” terangnya.
“Di proyek itu masyarakat yang mengelola, masyarakat yang begawi (bekerja) jadi tidak dikerjakan oleh kontraktor. Masyarakat didampingi fasilitator teknik dan pemberdayaan,” sambungnya.
Selain efisien dari sisi anggaran kata Yusrani, program PISEW juga sangat membantu pemerintah daerah dan juga terhadap masyarakat untuk memudahkan mengangkut hasil pertanian mereka.
“Insyaallah tahun depan (2019) kita dapat sepuluh, itu untuk semua kecamatan, cuma lokasinya kita tidak bisa menentukan karena itu harus melalui rapat desa terlebih dahulu,” pungkasnya. (adv)