SOROTONLINE.COM – Siapa yang menyangka kalau Yenni Eviliana anggota DPRD Kaltim ini adalah seorang atlet Taekwondo Provinsi Lampung yang banyak mendulang prestasi diberbagai kejuaraan bergengsi.
Sejumlah prestasi itu didapatkan disaat dirinya masih duduk di bangku SMP hingga SMA, kunci keberhasilan tentunya didukung dengan bakat dan kemauan yang kuat, tekun latihan, disiplin, fokus serta sehat dan bahagia.
“Saya mulai Taekwondo tahun 1992 masih SMP, saya berhenti Taekwondo itu pas masuk kuliah ke Yogja,” kata politisi PKB yang akrab disapa Yenni, saat ditemui usai shalat Idul Adha, Selasa (20/7/2021) di Tanah Grogot.
Bukan tanpa alasan berhentinya istri Ketua DPRD Kabupaten Paser Hendra Wahyudi dari Taekwondo, tapi hal mendasar yang menjadi alasan dikarenakan kecewa, sehingga keputusan itu diambil untuk tidak lagi menjadi atlet Taekwondo.
Kekecewaan itu bermula saat Yenni hendak masuk ke salah satu perguruan tinggi yang ada di Yogyakarta, melalui jalur atlet namun urung diterima, padahal sebelumnya sudah berkeyakinan akan diterima di perguruan tinggi tersebut.
“Saya lho pake jalur atlet masuk, saya pikir bakal keterima ternyata nggak, sesudah itu saya gak Taekwondo lagi, dan saya masuk kuliah biasa aja di ilmu ekonomi studi pembangunan di UII (Universitas Islam Indonesia) Yogya,” ucap wanita cantik kelahiran 6 Januari 1980.
Pembina Yayasan Perempuan Paser Peduli ini dulunya adalah atlet pra PON Provinsi Lampung dan Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Taekwondo, kemampuannya bertarung membuat dirinya banyak mendapat piala dan piagam
“Saya dulu atlet pra PON Lampung, Kejurnas Taekwondo saya juga, ya banyak sih piagamnya tapi ya udahlah,” kata anggota Komisi IV DPRD Kaltim Dapil PPU-Paser dari Fraksi PKB.
Dibalik kemampuannya dalam Taekwondo, Yenni menyimpan cerita yang tak dapat dilupakan, kala itu ia sempat bertarung sesama teman kelas, rupanya dalam pertarungan sengit itu Yenni berhasil mengalahkan temannya.
“Yang paling saya ingat pas ngalahin teman, saya jadinya musuhan, dia teman akrab sampai sekarang. Tapi setelah saya keluar dari Lampung dia jadi atlet SEA Games dapat perunggu di Asia,” ungkapnya.
Meski sudah lama tak menggeluti dunia Taekwondo namun jiwanya terhadap jenis bela diri itu masih tetap melekat terbukti anak-anak Yenni diajarkannya melalui privat, ia juga mengaku diminta menjadi Ketua Cabang olahraga (Cabor) Taekwondo Paser.
“Itu teman-teman minta saya jadi ketua Taekwondo Paser, saya iyain, maunya sih jadi Ketua Taekwondo Kaltim tapi kita belajar mulai dari Kabupaten dulu lah,” ucap ibu tiga anak ini.
“Saya ini walaupun bagaimana jiwanya masih ada pasti. Anak-anak aja saya privatin Taekwondo satu Minggu dua kali latihan mereka,” sambungnya.
Saat ditanya mengapa memilih jenis seni beladiri yang berasal dari Korea itu, Yenni secara singkat menjawab pilihannya jatuh pada olahraga Taekwondo karena ia merasa saat itu dirinya tomboy.
“Saya dulu tomboy kali ya, iya saya dulu tomboy, pas kuliah Istirahat Taekwondo, feminimnya itu tahun berapa ya mulai berubah itu, mungkin tahun 2002,” ungkapnya.
Saat menempuh pendidikan disalah satu perguruan tinggi di Yogyakarta, Yenni mencoba mencari aktivitas diluar kuliah, hingga akhirnya terjun sebagai Sales Promotion Girl (SPG), sejak itu mulai berubah dari tomboy menjadi wanita berpenampilan feminim dan anggun.
“Saya kuliah sambil jadi SPG jadi mulai berubah feminim semenjak jadi SPG, disitulah saya mulai ketemu ketua (Hendra Wahyudi),” ucapnya sambil tersenyum mengenang masa lalu.
Sebagai SPG, ada salah satu jenis rokok ternama tidak semua wanita bisa lolos dalam mempromosikan produk tersebut, syaratnya untuk menjadi SPG harus memiliki tinggi badan minimal 165 cm. Tapi bagi Yenni syarat itu bukanlah sebuah kendala.
“Kan dulu kalau kita di (jenis salah satu rokok) itu tinggi gak 165 gak keterima, elit lah kalau kita masuk di rokok itu,” sebut Wakil Ketua Dewan Pengurus Wilayah (DPW) PKB kaltim.
Berpenampilan menarik didukung dengan komunikasi yang baik tentu bisa mendongkrak produksi penjualan, tak heran jika seorang SPG dibayar cukup besar, seperti yang dialami Yenni saat berkiprah sebagai SPG saat itu.
“Zaman dulu itu lumayan kan Rp 250 ribu 8 jam kerja, kalau 10 kali saya turun sudah Rp 2,5 juta. Saya di SPG itu sekitar 3 tahun masa-masa mau selesai kuliah,” terangnya.
Setelah menyelesaikan kuliah di Yogyakarta, Yenni yang sudah mengenal seorang Hendra Wahyudi asal Tanah Grogot, Kalimantan Timur terus menjalin hubungan secara intens hingga berlanjut ke pelaminan.
Kini pasangan bahagia Henda Wahyudi – Yenni Eviliana yang berasal dari dua pulau yang berbada akhirnya menetap di Borneo. Di daerah itu, lewat Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) keduanya meniti karier politik.
Lewat pemilihan Calon Legislatif (Caleg) dari PKB, Yenni berhasil mendapat simpati masyarakat hingga mengantarkannya duduk sebagai anggota DPRD Provinsi Kalimantan Timur, keberhasilan yang sama juga berpihak pada sang suami.
Henda Wahyudi yang biasa disapa Yudi duduk sebagai Ketua DPRD Kabupaten Paser yang juga melalui PKB. Kedua politisi ini getol memperjuangkan aspirasi rakyat, tak sedikit yang sudah diperbuat, baik untuk kemajuan pembangunan Kaltim maupun Kabupaten Paser.
Selain berjuang melalui DPRD, Yunni juga terbiasa hadir langsung ditengah masyarakat untuk berbagi, melalui “Yayasan Perempuan Paser Peduli” ia memberikan bantuan sembako kepada orang-orang yang sangat membutuhkan, kegiatan mulia ini dilakukan jauh sebelum dirinya duduk di DPRD Kaltim.
“Prinsip saya, percayalah dengan memberi akan ada keajaiban disetiap sedekah yang kita beri entah kapan itu dibalasNya, kita nggak pernah tau, mungkin salah satunya saya jadi anggota DPRD karena itu,” pungkasnya. (rsd)