SOROTONLINE.COM – Bupati Paser dr Fahmi Fadli berkomitmen menangani ketimpangan antar wilayah, hal itu tertuang dalam visi Paser MAS (Paser yang Maju Adil dan Sejahtera).
Untuk itu Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Paser gencar membuka wilayah terisolir, seperti Desa Harapan Baru dan sekitarnya.
Selama ini kesenjangan yang dirasakan di desa ini adalah akses jalan yang tidak terkoneksi, ditambah lagi desa itu juga berdekatan dengan kawasan cagar alam.
Padahal konektivitas wilayah memiliki fungsi yang sangat penting, khususnya sebagai katalisator dalam mendukung pertumbuhan ekonomi, pengembangan wilayah dan stabilitas wilayah.
Harapan Baru merupakan desa tertinggal atau terisolir, karena letaknya di wilayah Cagar Alam Muara Adang dengan jumlah penduduk berkisar 1.500 jiwa.
Akses ke desa ini satu-satunya hanya bisa ditempuh menggunakan transportasi air. Padahal Desa Harapan Baru berpotensi besar pada budidaya perikanan.
Untuk itu, Fahmi merasa penting membuka akses jalan bagi Desa Harapan Baru Kegigihan ini pun membuahkan hasil.
Pada rabu, (24/5/23) di Kantor Direktorat Perencanaan Kawasan Konservasi, Bupati Paser menandatangani Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan M Ari Wibawanto, Kepala Balai Konservasi SDA Kaltim Direktorat Jenderal Konservasi SDA dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Kerja Sama tersebut terkait pembangunan strategis yang tidak dapat dielakkan dalam rangka peningkatan dan / atau pemeliharaan sarana transportasi terbatas berupa jalan penghubung daerah terisolir.
Tentunya ini menjadi kabar baik, pasalnya tahun 2023 telah dialokasikan Rp 23 miliar lebih dana murni APBD Kabupaten Paser, dan segera akan dillaksanakan pembangunan jalan di dua ruas jalan.
Yakni, Jalan Penghubung Ruas Padang Pengrapat – Muara Pasir sepanjang 20,384 kilometer dan Jalan Muara Pasir – AirbMati sepanjang 10,582 kilometer.
Sementara itu, Bupati Paser mengatakan, terkait kerjasama itu, menjadi sebuah langkah maju bagi Kabupaten Paser dan menjadi solusi permasalahan selama ini yaitu ketimpangan infrastruktur terutama dikawasan Cagar Alam Muara Adang, yang desanya tertinggal dan terisolir.
Fahmi menegaskan, akses jalan sangat vital untuk disegerakan pembangunannya, karena jalan menjadi penyumbang inflasi, mobilisasi dan transportasi bahan kebutuhan primer menjadi mahal.
“Selain mengendalikan inflasi, kami juga terus memperjuangkan angka IPM meningkat. Karena Indeks Pembangunan Manusia ini menyumbang angka pengangguran, kebodohan, kesakitan yang berimbas pada kesejahteraan masyarakat,” kata Fahmi. (adv)