SOROT – Gotong royong pembersihan saluran drainase di Kota Tanah Grogot Kabupaten Paser, Kaltim, kembali dilakukan, Sabtu (21/10/17) berlokasi di jalan RA Kartini.
Mereka yang terlibat dalam aksi kerja bakti tersebut diantaranya, Wartawan Peduli Bencana (Wapena), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH),
Selain itu juga turut hadir Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Paser, Pemadam Kebakaran (PMK), dan beberapa organisasi serta kelompok bahu membahu mengikuti gotong royong tersebut.
Kegiatan kerja bakti yang berlangsung sejak pagi hingga siang hari itu, disaksikan langsung oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Paser, AS Fathur Rahman dari awal hingga selesai. Sepanjang alur kegiatan pembersihan drainase, Sekda melakukan pemantauan dengan berjalan kaki.
Menurut Fathur Rahman, dengan adanya kegiatan kerja bakti, diharapkan air dalam saluran sudah bisa mengalir ke sungai dengan lancar dan tak lagi tersumbat seperti sebelumnya.
“Memang idealnya tidak semua air saluran limbah langsung ke sungai, kalau diluar negeri disimpan dulu didalam kolam yang besar, dan itu didalam tanah, jadi kalau kita di sini minimal airnya lancar tidak buntu seperti ini,” kata Fathur.
Problem banjir di Tanah Grogot kata Fathur Rahman, karena air permukaannya tinggi, buktinya tanah begitu digali sudah ditemukan air, sehingga air hujan tak terserap atau tertampung didalam tanah.
“Kalau kita disini karena permukaannya sudah tinggi makanya air langsung mengalir, sehingga kabupaten Paser, khususnya Kota Tanah Grogot ini sebenarnya berpotensi banjir,” ucapnya.
Sementara itu, Salah warga yang tak mau disebutkan namanya mengatakan, kegiatan tersebut hendaknya dibarengi oleh kesadaran warga tentang perlunya membuang sampah pada tempatnya, karena salah satu penyumbang tersumbatnya saluran drainase karena bertumpuknya sampah di saluran.
“Kenapa banyak sampah didalam parit, ini karena masih minimnya kesadaran warga membuang sampah pada tempatnya, kalau sampah dibuang sembarangan ya ini akibatnya, parit jadi buntu, sehingga kita juga yang rugi karena banjir selalu mengancam kita,” katanya.
Ia juga berharap kepada Pemerintah Daerah agar kendaraan roda empat yang beroperasi di wilayah Paser hendaknya memiliki tempat sampah, karena banyak pengendara yang tak memiliki kesadaran, sampahnya langsung dilempar ke jalan.
“Kalau bisa, pemerintah kita disini membuat aturan, mobil harus ada tong sampahnya, supaya tidak seenaknya membuang sampah sembarangan, sering aku liat main lempar sampah aja keluar, coba singgah sebentar taro di tong, sampahnya,” terangnya.
Terkait kondisi saluran drainase yang dibersihkan, ada beberpa pekerja yang sempat menggelengkan kepala, karena melihat lumpur bercampur sampah hampir memenuhi saluran tersebut.
Beberapa sumber dilapangan mengatakan, saluran drainase itu memang sudah lebih 10 tahun luput dari perhatian pembersihan, sehingga wajar jika parit yang ada tak lagi berfungsi maksimal. (rsd)