SOROT – Walaupun sebelumnya Bripda Sri Saptogani tak pernah terbayang dibenaknya ingin jadi Polisi Wanita (Polwan), namun karena ada kesempatan pendaftaran Polwan, sanubarinya langsung terpanggil ingin jadi abdi negara.
Proses pendaftaran tahap demi tahap ia lalui dengan penuh perjuangan dan kesabaran yang tinggi, Sri demikian sapaan akrabnya, akhirnya berhasil menjadi seorang Polwan pada tahun 2014 dan ditugaskan di wilayah Kabupaten Paser, Kaltim.
“Waktu itu saya nggak nyangka lulus, karena kalau bicara soal persiapan, teman-teman lebih banyak persiapannya dibanding saya. Psikotes saja saya nggak ngerti saat itu, jadi sebelum berangkat ke Balikpapan, saya beli dulu disini (Tanah Grogot) buku psikotes,” kata Polwan Cantik ini, Selasa (19/12/17).
Saat dinyatakan lulus tes masuk di kepolisian, Sri menangis haru serta banyak bersyukur dan berterima kasih ke pada kedua orangtuanya, yang selalu mendukung dan memberi semangat untuk terus berjuang.
“Pada saat mengabari bapak, saya nangis, beliau kaget dan bertanya ada apa, lalu saya jelaskan. Saat itu bapak juga cerita kalau bapak dan mamak puasa setiap hari selama saya mengikuti tes di Balikpapan, beliau juga sempat bermimpi melihat saya pakai jilbab putih bercahaya,” kata penyuka warna biru itu.
Wanita berparas cantik kelahiran 22 Desember 1995 itu, saat ini bertugas di Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Paser. Dengan tugas yang diembannya, Sri mengaku pada saat mengatur lalu lintas atau razia, ia menemui berbagai macam karakter pengendara.
“Pada saat razia, dan ada pengendara yang terkena tilang, eh ada aja yang minta foto selfie. Katanya, bu polwan cantik boleh nggak sich selfie bareng, ada juga yang bilang, mau dong ditilang terus sama bu polwan, dan bahkan ada yang minta nomor hp, tapi saya senyumin aja,” ucapnya renyah.
Sebelum jadi seorang Polwan, Sri mengawali pendidikannya di Madrasah Ibtidaiyah Longkali. Setelah lulus, Sri melanjutkan pendidikan Madrasah Tsanawiyah ke salah satu pesantren di Tanah Grogot.
“Teman yang ngajak, katanya enak di pesantren, akhirnya saya masuk ke pesantren tingkat Tsanawiyah, tapi setelah sebulan di pesantren saya kabur dari sana,” kata Polwan yang sempat bertugas di Polsek Tanah Grogot.
Kabar kaburnya Sri pun diketahui orangtua, sang ayah yang menginginkan Sri tetap menuntut ilmu di Tsanawiyah harus membujuk Sri kembali mondok di pesantren. Anak ke dua dari empat bersaudara yang tak pernah membangkang orangtuanya itu, akhirnya menuruti keinginan ayahnya.
“Sebulan di pesantren, saya kabur ketempat julak di Longikis, akhirnya ditelpon bapak suruh kembali ke pesantren, saya kembali lagi ke pesantren dan betah sampai 3 tahun,” tuturnya mengenang masa lalu.
Setelah lulus dari Tsanawiyah, Sri kemudian melanjutkan ke salah satu SMK di Tanah Grogot, dan tinggal bersama nenek yang rumahnya tepat berada didepan sekolah tersebut, tapi setelah setahun ia kemudian pindah ke asrama sekolah itu.
Ia juga mengaku saat lulus SMK sempat mendapatkan tawaran beasiswa ke perguruan tinggi karena kemampuannya dibidang seni, ya Sri memang selain jago nyanyi dan pandai memaikan gitar pada saat masih sekolah.
“Tawaran itu beasiswa kuliah jurusan seni di Jogja, karena kebetulan waktu sekolah saya suka ikut ekstrakurikuler menyanyi, sambil belajar main gitar,” ucap pemilik postur tinggi 160 cm dan berat 60 kg ini.
Meski punya kesempatan mendapatkan beasiswa ke perguruan tinggi, tapi Sri memilih untuk tidak melanjutkan pendidikan. Hari-harinya usai menamatkan SMK, Sri mencoba mencari rezeki lewat usaha penjualan produk kesehatan.
Rupanya usaha yang dijalani membukakan pintu rezeki baginya, beberapa orang mencoba memesan produk kesehatan yang ditawarkan. Satu persatu pemesan diantarkan kealamatnya meskipun itu jauh.
“Setelah lulus sekolah kemarin saya ikut kerja di produk obat kesehatan, kalau ada yang pesan saya antarkan, seperti ke Long kali, Mendik, Batu kajang. Kalau ngantar jauh, pulangnya bisa sampai malam,” sebut gadis yang doyan makan bakso itu.
Baru beberapa bulan Sri menggeluti usaha yang cukup menjanjikan itu, tiba-tiba guru pembimbing ekstrakulikuler pada saat ia di SMK bemberikan kabar kalau ada penerimaan Polwan. (rsd)