SOROT – Ratusan petani kelapa sawit Kabupaten Paser, Kaltim melakukan unjukrasa di halaman Kantor Bupati Paser, Jalan Noto Sunardi Tanah Grogot, Senin (16/7/18) pagi.
Dalam orasinya, mereka meminta beberapa poin kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Paser terkait persoalan harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit yang anjlok.
Diantara permintaan mereka kepada Pemkab Paser yakni: 1. Menginstruksikan kepada pabrik kelapa sawit (PKS) se-Kabupaten Paser untuk memberlakukan harga ketentuan pemerintah yang telah ditetapkan.
2. Menginstruksikan seluruh PKS agar menghentikan sementara penerimaan pengiriman TBS dari perusahaan perkebunan yang tidak memiliki pabrik dan mengutamakan produksi petani lokal.
3. Memberikan sanksi kepada PKS yang tidak mengikuti ketentuan dan segala aturan yang diterbitkan pemerintah. 4. Bentuk tim pengawasan terpadu.
Hingga pukul 11.40 Wita, unjukrasa yang diikuti petani di sepuluh kecamatan itu masih berlangsung, sejumlah aparat kepolisian dari Polres Paser tetap siaga dan menurunkan water canon.
Sementara itu, menurut beberapa pendemo saat ditemui sorotonline.com mengaku harga TBS saat ini sangat anjlok, dan hanya bisa mendapat keuntungan sekitar Rp 100 ribu per ton.
“Kebun saya di Kerang, waktu itu panen 5 ton, dapat keuntungan bersih hanya Rp 600 ribu,” kata Nur warga Desa Padang Pengrapat, Kecamatan Tanah Grogot.
Keluhan harga TBS murah juga disampaikan Jamaludin warga Desa Kayungo, Kecamatan Longikis. Dia hanya bisa menjual Rp 800/kg.
“Saya jual sawit terakhir harganya hanya Rp 800/kg, terus kita rinci upah panen Rp 250 dan ongkos angkut Rp 200 ini untuk ukuran jalan lancar, maka bersihnya Rp 350/kg,” ucap Jamaludin.
Hal senada juga disampaikan Petrus Abu warga Desa Seniung Jaya, Kecamatan Paser Belengkong, dia mengaku menjual TBS Rp 720/kg.
“Kemarin jual di lodingan di SP 4 (Seniung Jaya) harganya hanya Rp 720/kg. Kalau sudah harga begini hancur petani, pada hal biasanya harga sawit sampai Rp 1700/kg,” kata Petrus. (rsd)