SOROT – Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Paser, Kaltim mengusulkan wadah atau tempat rehabilitasi bagi Pekerja Seks Komersil (PSK) atau tuna susila agar dapat dilakukan pembinaan kepada mereka.
“Masalah tuna susila ini perlu ada wadah untuk rehabilitasi. Kami usulkan rumah singgah bagi tuna susila,” kata Kabid Rehabilitasi Sosial pada Dinsos Kabupaten Paser Puji Widyastanti, Senin (15/4/19).
Saat ini penanganan masalah tuna susila di Paser, kata Widyastanti masih terkendala sejumlah permasalahan. Selain rumah singgah, penanganan terhadap tuna susila pun belum secara menyeluruh dilakukan.
Widyastanti menilai, tuna susila yang terjaring atau tertangkap tangan oleh Satpol PP, belum mendapatkan pembinaan dan rehabilitasi berkelanjutan.
“Tuna susila seharusnya direhab. Biasanya yang ketangkap Satpol dipulangkan. Saya tidak banyak tahu, ini mungkin pekerjaan buat kami semua,” kata Widyastanti.
Permasalahan terkait tuna susila ini kata Widyastanti memang sangat kompleks. Selain permasalahan ekonomi, juga terdapat oknum yang memanfaatkannya sebagai ladang bisnis untuk meraup keuntungan pribadi.
“Harapan kami kepada Pemda, secara perlahan, bisa diusulkan untuk pembangunan rumah singgah bagi tuna susila, sehingga persoalan ini bisa diselesaikan. Jika ditangkap dan dibiarkan, ini tidak menyelesaikan masalah,” katanya.
Widyastanti mengatakan peran semua pihak juga penting dalam penangangan tuna susila ini. Tokoh agama, tokoh adat, semua pihak memiliki peran dan andil untuk menyelesaikan persoalan ini.
“Perlu peran semua pihak. Kami uga berikan sosialisasi kepada masyarakat, melibatkan tokoh agama, masyarakat, agar permasalahan ini tidak menjadi penyakit masyararkat,” pungkas Widyastanti. (adv/kfp)