SOROT – Sehari setelah penemuan mayat Reno Ayu Budi Pangestu di stadion baru kilometer 6 jalan Kusuma Bangsa Tanah Grogot, Kabupaten Paser, Kaltim, sejumlah wartawan, Minggu (1/4/18) sekitar pukul 14.00 Wita mencoba mendatangi toko tempat korban bekerja semasa hidupnya.
Bermaksud menemui rekan kerja korban disalah satu toko yang terletak di lantai 3 Kandilo Plaza Tanah Grogot, namun sesampainya di lantai 3, toko tersebut ternyata tutup, hanya gembok yang tergantung di daun pintu dalam keadaan terkunci.
Dibalik toko baju yang berada diselebelahnya terdengar suara seorang ibu menyapa kepada wartawan dengan mengatakan, sejak pagi toko itu memang sudah tutup lantaran ada karyawannya yang meninggal.
“Toko disebelah itu memang dari tadi pagi tutup, karena ada karyawan meninggal kemarin di stadion,” kata ibu yang tak mau menyebutkan namanya.
Ia kemudian lanjut bercerita tentang keseharian almarhumah Reno Ayu Budi Pangestu ditempat kerja semasa hidupnya, menurutnya Reno adalah seorang wanita yang rajin bekerja dan beribadah.
“Setau saya, dia (Reno) itu rajin kerja dan ibadah, biasanya hanya pada saat ujian kuliah dia nggak masuk kerja, begitu juga soal ibadah, setiap waktu saya liat dia selalu ke Masjid sholat,” terangnya.
Menurutnya, di hari terakhir masuk kerja, cara berpakaian Reno berbeda dengan hari-hari biasanya “Saya melihat terakhir masuk kerja hari Jumat (30/3), biasa dia kerja pakai baju gamis, tapi kemarin pakai baju atasan dan rok panjang,” ungkapnya.
Baju yang dipakai Reno pada hari Jumat kata sumber tersebut, sama persis dengan baju yang dikenakan saat Reno ditemukan tergantung di salah satu ruangan stadion baru Tanah Grogot, Sabtu (31/3) lalu.
“Saya baru tau dari facebook tadi malam kalau dia yang meninggal di stadion, langsung nggak bisa tidur, saya berfikir kok bisa padahal anaknya baik. Baju yang ada di foto, itu juga yang dipakai hari Jumat kemarin,” pungkasnya.
Sementara terkait kasus tersebut, Kapolres Paser AKBP Roy Satya Putra, melalui Kasat Reskrim AKP Bambang Hardiyanto mengatakan, berdasarkan hasil visum murni bunuh diri, karena tidak ada tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban.
“Dari hasil visum tidak ditemukan adanya tanda kekerasan, perhiasan yang dikenakan korban juga masih lengkap,” kata Bambang.
Dikatakan, polisi juga mendapat informasi dari hasil pemeriksaan dan pengecekan historis di hendphone korban, isinya, pada 26 Maret 2018 korban belajar membuat simpul di internet. Kemudian 27 Maret 2018 korban belajar Simpul sendiri dirumahnya.
“Terkait motif korban nekat bunuh diri, ini masih kita dalami, yang jelas bukan faktor ekonomi, karena tergolong keluarga berada, dugaan sementara masalah pribadi,” terangnya. (rsd)